Sabtu, 13 Maret 2010

POSISI MANUSIA DIANTARA MAKHLUK HIDUP LAINNYA

a. Latar belakang

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan YME yang paling sempurna, Manusia memiliki akal yang

tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan Tuhan yg lainya ,kebanyakan ciptaan Tuhan yang ada di Bumi ini hanya

memiliki nafsu. Sehingga manusia pun dinobatkan sebagai khalifah (pemimpin) di muka Bumi ini. Manusia atau

orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran.

Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies

primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka

dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya

dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras

lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka

dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk

membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.

(sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia).


2. tujuan penulisan

kita sebagai makhluk hidup yang sempurna, agar bisa saling menjaga terhadap sesama makhluk ciptaan Tuhan

YME. Agar alam ini tidak rusak, dan tetap menjadi indah.


3.manfaat penulisan

setelah pembaca membaca tulisan yang saya buat ini, pembaca bisa lebih mengerti dan memahami arti

posisi manusia didunia sangatlah penting untuk kelangsungan hidupan makhluk lainnya.

pembaca pun agar lebih peduli dengan kelangsungan hidup makhluk lainnya, sehingga bisa menjaga,

memelihara, dan melestarikan alam ini.


4. isi

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis,rohani, dan istilah kebudayaan, atau

secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latinuntuk

manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana,

dalamagama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup;

dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan,

mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam

masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya

untuk membentuk kelompok danlembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.

(sumber : wikipedia.com)


HAQIQATUL INSAN (HAKIKAT MANUSIA)

A. Keistimewaan Manusia


Manusia diberi kelebihan atas makhluk Allah yang lain ,dalam berbagai segi. Ia memiliki karakter yang

khusus dengan karunia Allah agar mampu mengemban amanah yang dibebankan kepadanya didunia.

Kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lain adalah:


1. Dalam segi Penciptaan

Manusia adalah sشtu-satunya makhluk yang dinyatakan Allah sebagai sebaik-baik penciptaan

(Ahsanuttaqwim) sebagaimana firman-Nya :


(لقد خلقنا الإنسان في أحسن تقويم ) التين : 4


“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalm bentuk sebaik-baiknya … ( At Tiin : 4)

Kita dapat membandingkan setiap organ tubuh manusia dengan makhluk lain, tentu lebih sempurna.

Perhatikan organ dalam manusia seperti jantung, ginjal, paru-paru, semuanya memiliki peran yang lebih

sempurna dibandingkan dengan binatang jenis apapun. Termasuk organ tubuh lainnya seperti tangan,

kaki, mata, telinga dan lain sebagainya semua serba lebih sempurna .


2. Dalam segi Ilmu


Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dapat menyerap ilmu dan sekaligus mengembangkannya. Hal

ini tak mungkin terjadi pada makhluk lain. Hewan hanya memiliki instink , sehingga segala gerak dan

perbuatannya merupakan sekedar instinktif. Meskipun hewan mampu dilatih untuk suatu hal tertentu ,

namun itu juga sekedar instink dan bukan ilmu sehingga ia tak dapat mengembangkannya.

Allah yang Maha Berilmu telah menetapkan dan mengajarkan ilmu-ilmu kepada manusia, sebagaimana

firman-Nya :

( و علًم آدم الأسماء كلها )


“ Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya “

(Al Baqarah :31)

Dalam ayat lain Allah عز و جل berfirman :

“Dia mengajarkan kepada manusia apa-apa yang belum diketahuinya”
(Al ‘Alaq : 5).


3. Dalam segi Kehendak


Manusia adalah makhluk yang bebas berhendak. Ia dapat memilih jalan yang baik, dapat pula memilih jalan

yang sesat. Sekedar ilmu, belum tentu bias mengarahkan orang kepada kebaikkan . yang bias menjadi

baik hanya karena ilmunya, tanpa dibarengi kehendak yang kuat untuk menjadikan dirinya baik.


Allah عز و جل berfirman:


“Sesunggunya Kami telah menunjukkannya (manusia ) jalan yang lurus, ada yang bersyukur ada pula yang kufur” (Al Insan : 73)


Manusia memiliki banyak kemungkinan dan peluang dalam menyelesaikan satu masalah tertentu, sebab ia

memilki kehendak (iradah). Menentukan jalan hidup, manusia banyak pilihan, sehingga ada yang memilih

jalan Islam, ada pula yang kufur. Hewan hanya memiliki satu peluang dan kesempatan untuk menghadapi

satu masalah tertentu, sebab pada dasarnya hewan tidak memiliki kehendak.

Demikianpun para malaikat , hanya memiliki kemungkinan satu-satunya yakni taat kepada Allah atas

perintah yang diberikan kepada mereka.

4. Dalam segi Posisi/kedudukan


Allah memberikan kedudukan yang tinggi kepada manusia diantara makhluk lain

bumi, yakni ia sebagai pemimpin. Sehingga manusia dapat memanfaatlkan alam semesta ini untuk

keperluan hidupnya , sebagaimana firman Allah :

“ Tidak kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi “ (Luqman : 20)

Dalam ayat lain , Allah berfirman :

“Dialah (Allah) yang menjadikan segala apa yang ada di bumi untuk kamu “ (Al Baqarah : 9)

Segala yang di alam ini telah disediakan Allah untuk kepentingan manusia karena memang manusialah

yang bertugas memakmurkan bumi. Firman Allah :

“ Dia telah menciptakan kamu dari bumi(tanah) dan menjadikan sebagai pemakmurnya ( Hud : 61)

Dengan ilmu yang dimilikinya, manusia dapat memanfaatkan segala sesuatu di alam ini sehingga

bermanfaat untuk kemakmuran bersama.

5. Dalam segi Kemampuan Berbicara

Jika kita perhatikan , seluruh makhluk hidup yang diberikan indera mulut dan alat suara, semuanya dapat

berbicara dengan bahasa masing-masing, seperti berkicau, mendengus, mencicit dan lain-lain. Adapun

manusia berbicara dengan berbagai macam bahasa dan suara, termasuk menirukan bunyi-bunyian alam

dan binatang.

Allah berfirman:

( الرحمن * علم القرآن * خلق الإنسان * علمه البيان )


“ Ar Rahman, yang telah mengajarkan Al quran. Dia menciptakan manusia , mengajarnya pandai bicara “ (Ar-rahman : 1-4)

Allah juga berfirman :

“ Bukan kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan buah bibir”
(Al Balad : 8-9)

6. Dalam segi Kemampuan Akal, Pengamatan, Intuisi dan Imajinasi

Hanya manusia yang memilki kemampuan akal , dengannya dapat berfikir, melakukan pengamatan dan

menyimpulkan . Manusia juga berkembang daya intuisi dan imajinasinya . Ia bisa mengkhayalkan sesuatu

yang belum pernah terjadi.

Akalnya berkembang menjadi sarana berkembangnya ilmu dan teknologi.

Begitu pula kemampuan imajinasinya akan berkembang sehingga mengembangkan kreatifitas dalam

berkarya. Hal ini semua tidak terjadi pada binatang.

7. Dalam segi tendensi moral

Manusia memiliki peluang untuk dibentuk menjadi baik ataupun buruk. Bahkan dapat juga berperan ganda

sebagaimana orang munafiq di satu sisi ia kelihatan baik namun ternyata ia adalah orang yang berniat

jahat. Berbagai macam sifat dan sikap dapat ia miliki sekaligus . Tampak betul dalam segi ini manusia

memang berbeda dengan binatang . Binatang sulit atau bahkan tidak dapat dibentuk dengan sifat dan

karakter yang bermacam-macam padanya. Sebab ia tidak memilki kelengkapan tendensi yang

memungkinkan untuk dapat bersifat menjadi seperti baik atau menjadi buruk. Demikianlah antara lain ,

keistimewaan manusia dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lain. Manusia diciptakan oleh Allah

dengan kelebihan tertentu atas makhluk lain, namun jika ia keliru mengambil jalan hidup, ia bisa mencapai

derajat yang lebih rendah ketimbang binatang sekalipun. Sebagaimana yang telah Allah sifatkan kepada

orang-orang yang lalai dari jalan Allah:

( أولئك كالأنعام بل هم أضل أولئك هم الغافلون )
“ Mereka itu seperti binatang ternak , bahkan mereka lebih seat lagi. Merekalah orang-orang yang lalai” ( Al-A’raf : 179)

Dengan demikian, keistimewaan manusia ini penuh dengan konsekuensi yang menyertai misi keberadaanya di muka bumi ini.

B. Kelemahan Manusia

Di samping kelebihan yang telah Allah berikan kepada manusia, secara fitrah ia juga memiliki sifat-sifat

negatif yang menandai kelemahannya . Dalam hal ini, segalanya tergantung kepada manusia itu sendiri.

Dalam hal ini, segalanya tergantung kepada manusia itu sendiri. Jika ia memanfaatkan potensi dirinya

untuk kebaikan , dengan seizin-Nya, jadilah ia manusia yang baik. Sebaliknya , jika sifat negatif ini yang

terus diikuti, niscaya ia jatuh ke dalam jurang kehinaan.

Diantara sifat-sifat negatif yang menjadi kelemahan manusia adalah :


1.Sifat tergesa-gesa, Allah عز و جل berfirman :


( و كان الإنسان عجولا )
“ Dan adalah manusia bersifat tergesa “ ( Al Isra :17 )

2. Suka membantah, Allah berfirman :


( و كان الإنسان أكثر شيء جدلا )
“ dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah “
(Al Kahfi : 54)

3 Sifat Keluh Kesah dan Kikir


“ Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apa bila ia ditimpa kesusahan ia

berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kabaikan ia amat kikir…” (Al Ma’arij : 19-21)

4. Bersifat Susah Payah

“ Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah “ ( Al Balad : 4)

5. Sifat Ingkar

“ Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar tidak berterima kasih kepada Rabbnya” ( Al ‘Adiyat : 6)

6. Berlebih-lebihan dan Melampaui Batas

“ Begitulah orang-orang yang melampaui batas memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan “

( Yunus : 12)

7.Zalim dan Bodoh

“ Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh “ ( Al Ahzab : 33)

8. Bersifat lalai

“Mereka itulah oran-orang yang lalai “ ( Al A’raf : 179)

Sifat-sifat buruk ini dapat menjadi dominan dalam diri manusia , ketika ia selalu memperturutkan keinginan

hawa nafsunya. Jadilah ia manusia yang suka membantah, zalim, keluh kesah , sedikit bersyukur dan

lain-lainnya. Namun apakah manusia memilih jalan kebaikan atau memilih ke arah yang buruk, semua itu

akan dimintai pertanggungjawaban di sisi Allah عز و جل.

Allah berfirman :

( إن السمع و البصر و الفؤاد كل أولئك كان عنه مسؤولاً )

“ sesungguhnya pendengaran , penglihatan dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban” ( Al Israa’ : 36)

dalam diri manusia senantiasa terjadi pergumulan antara tarikan ke arah kebaikan dan tarikan ke arah

keburukan, yang digambarkan Rasulullah saw sebagai ajakan malaikat dan ajakan syetan .

Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda, dari Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu :

“ Setan itu dapat menggetarkan hati ( mengajak hati) anak Adam ( manusia) dan malaikatpun

dapat menggerakkan hati ( mengajak hati ) pula. Adapun ajakan setan adalah untuk mengulangi

kejahatan dan mendustakan kebenaran, sedangkan ajakan malaikat adalah mengulangi kebaikan dan

mempercayai kebenaran”.

Dengan dua sisi yang berbeda ini, manusia dituntut untuk benar dalam menentukan pilihan kehidupan di

dunia ini, agar nanti di akhirat dapat mempertanggungjawabkan dengan baik di sisi Allah عز و جل.

Pengertian kita yang paling umum tentang posisi manusia diantara makhluk lainnya , jelas makhluk hidup

mempunyai ciri-ciri sbagai berikut ;

Membutuhkan Makanan dan Air

- Bernafas

- Bergerak

- Dapat Tumbuh

- Bereproduksi

Kadang kita menyadari, kita sebagai makhluk hidup, bukan hanya kita yang merupakan makhluk hidup.

Melainkan hewan dan tumbuhan yang ada di muka bumi ini adalah makhluk hidup. Tumbuhan adalah

makhluk hidup paling awal pada proses rantai makanan. Ia termasuk makhluk hidup karena ia bernafas,

bereproduksi tumbuh, dan lainnya. Namun apakah mereka sama dengan manusia? Perbedaan manusia

dengan tumbuhan sangat signifikan. Manusia dapat bergerak sangat leluasa. Lain halnya dengan

tumbuhan, mereka sangat terbatas.

Bagaimana dengan hewan? Hewan dapat bergerak dengan leluasa sebagaimana manusia. Namun apa

yang berbeda dari hewan? Bahwasannya hewan tidak memiliki akal yang sebagaimana manusia

memilikinya. Mengapa? Akal adalah sebuah anugrah dari Allah SWT di mana manusia dapat membedakan

mana manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Pembedaan ini sangat luas

aspeknya, ada kala di mana pembedaan ini dalam konteks prilaku. Manusia akan dapat membedakan di

mana perilaku tersebut benar atau salah. Misal, mencuri adalah prilaku yang tidak baik. Bersedekah

kepada orang yang kurang mampu merupakan contoh prilaku yang baik. Oleh adanya akal, maka lahirlah

di dunia yang namanya Manusiawi, di mana manusia akan berpikir apakah prilaku tersebut baik atau tidak

baik. Lain halnya dengan hewan, hewan yang tidak memiliki akal hanya melakukan sesuka hati demi

kepentingan sendiri. Tidak peduli cara tersebut baik atau tidak baik.

Dalam pelajaran ekologi manusia, kita akan dikenalkan pada teori tentang hubungan manusia dengan

alam. Salah satunya adalah anthrophosentis. Di sana dijelaskan mengenai hubungan manusia dan alam.

salah satu bentuknya adalah anthoposentris. dimana manusia menjadi pusat dari alam. maksudnya

semua yang ada dialam ini adalah untuk manusia.

kalau dipikir-pikir emang benar sih. buat apa coba, ada sapi, ikan, padi, kalau bukan untuk makanan kita.

buat apa ada kayu, batu, pasir, kalau bukan buat bangunan untuk manusia. buat apa ada emas, berlian

kalau gak dipakai oleh manusia sebagai perhiasan.

Allah SWT. juga menjelaskannya dalam Al Qur’an, bahwa semua yang ada dialam ini memang sudah

diciptakan untuk kepentingan manusia.

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu” (al Baqarah: 29)

tapi berbeda dengan anthoroposentris yang menempatkan manusia sebagai penguasa yang memiliki hak

tidak terbatas terhadap alam, maka islam menempatkan manusia sebagai rahmat bagi alam.

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”

(al Anbiyaa’:107)

walaupun kita diberi kelebihan oleh Allah atas segala sesuatu di alam ini, tapi kelebihan itu tidak

menjadikan kita sebagai penguasa atas alam dan isinya. Karena alam dan isinya tetaplah milik Allah. Kita

hanya diberikan kekuasaan atas alam tersebut sebagai pengelola dan pemelihara, dan pemakmur.

Kemudia ketika kita berinteraksi dengan alam, tidak seperti paham antroposentris yang menghalalkan

sebgala cara asal kebutuhan manusia terpenuhi, islam mengajarkan bahwa hak kita dalam memanfaatkan

alam juga dibatasi oleh hak alam dan isinya itu sendiri.

“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma,

tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya),

dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah,

dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu

erlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

(al an’am:141)

Kita tidak boleh berlegih-lebihan dalam memanfaatkannya, sehingga menimbulkan kerusakan.

seharusnya semua yang ada dialam ini kita jadikan sebagai sarana untuk berpikir akan kebesaran

Allah SWT.

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman

dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama.

Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya.

Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”

(ar Ra’du: 4)

http://ulil-amri.rezaervani.com/posisi-manusia-terhadap-alam-dan-lingkungan/


e. Rangkuman

manusia adalah makhluk hidup yang ciptaan tuhan yang paling sempurna, tapi terkadang manusia tidak bisa

menggunakan secara sempurna apa yang telah di berikan olehNYA. manusia menghancurkan alamnya sendiri,

sebagaimana mestinya mereka yang menjaganya. bukan merusaknya.

Tetapi marilah kita memelihara ala mini, sehingga kita juga bisa hidup lebih tentram di bumi ini.

Tidak ada komentar: